MAKALAH
DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN MIPA
TENTANG
“TUJUAN
PENDIDIKAN MIPA”
DISUSUN OLEH :
JURUSAN
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)
MATARAM
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semuanya sehingga makalah Dasar-Dasar Kapendikan MIPA
yang berjudul TUJUAN PENDIDIKAN MIPA ini dapat penyusun selesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan dan sesuai dengan harapan. Tidak lupa pula penyusun
mengucapkan salam dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat serta seluruh pengikut Beliau hingga akhir zaman.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan atau kriteria dalam mata
kuliah Dasar-dasar Kependidikan MIPA . Dalam upaya penyelesaian makalah ini
tidak lepas dari peran serta dari berbagai pihak baik itu pikiran maupun moril
yang sekiranya itu menjadi tanggung jawab dan beban moril bagi penyusun dalam
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan seluruh pihak yang
membantu memotivasi dan mengarahkan penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
penyusun sendiri. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.....
Mataram,17 Oktober 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MIPA adalah kependekan dari Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Dimana penggabungan dari dua cabang rumpun besar yaitu
matematika dan ilmu pengetahuan Alam. Tujuan dari penggabungan menjadikan satu
rumpun adalah agar cabang-cabang ilmu yang saling berkaitan itu dapat di satu
rumpunkan hingga dapat saling menunjang satu sama lainnya dalam penyajiannya
ataupun pengembangannya.
Adapun hakekat IPA sebagai rumpun ilmu yang di bina dan
direkat di sekeliling tiang pembantu matematika, diikat dan menjadi satu rumpun
ilmu pengetahuan yang sejak zaman dahulu yang masih sederhana menjadi sumber
pemikiran teknologi, yang hasil-hasilnya sangat di butuhkan dan mempengaruhi tinggi
rendahnya kebudayaan manusia sampai dengan zaman modern dan teknologi sekarang
ini. Adapun cabang-cabang dari IPA tersebut ada 5 cabang, yaitu: Fisika,
Biologi, Kimia, Geologi, dan Astronomi, yang sekarang ini dapat mengubah dunia
menjadi sangat maju.
Dewasa
ini , khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa
matematika adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi
dengan matematika yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ).
Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung
menghitung yang hanya berhubungan dengan angka sementara IPA adalah ilmu yang
berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi ,
bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut. Melihat
perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya.
Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) , yang mana hal tersebut
sangat terkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu
bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa
kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam , singkat
dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan
sehrai-hari.
Terkait
dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa
kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar
dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di biDang
Matimatika.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan IPA dan Matematika?
2.
Apa
saja Hakikat MIPA?
3.
Bagaimana
peranan Matematika bagi IPA?
4.
apa
saja Peran,Fungsi,Tujuan dan Manfaat pembelajaran Matematika?
5.
Apa
saja tugas guru MIPA?
C. TUJUAN
1. Menumbuhkembangkan
arti yang pasti tentang matematika yang sesungguhnya kepada pelajar dan masyarakat banyak.
2. Memberikan
semangat kepada para pelajar agar tidak menjadikan MIPA sebagai suatu pelajaran
yang ditakuti.
3. Menjelaskan
kepada para pelajar khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai peranan dan
manfaat matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
4. Menjadikan
para pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika yang bukan
hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan
perubahan gaya bahasa alam dan teknologi yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN IPA
IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam
hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Cain & Evans (1990) menyatakan bahwa IPA mengandung
empat hal yaitu: kon-ten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi.
IPA sebagai konten dan produk mengandung arti
bahwa di dalam IPA terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan
teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. IPA sebagai proses atau metode
berarti bahwa IPA merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan
pengetahuan. IPA sebagai sikap berarti bahwa IPA dapat berkembang karena adanya
sikap tekun, teliti, terbuka, dan jujur. IPA sebagai teknologi mengandung
pengertian bahwa IPA terkait dengan peningkatan kualitas kehidupan. Jika IPA
me-ngandung keempat hal tersebut, maka dalam pendidikan IPA di sekolah
seyogyanya siswa dapat mengalami keempat hal tersebut, sehingga pemahaman siswa
terhadap IPA menjadi utuh dan dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
hidupnya.
A. Pendidikan
IPA
Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompe-tensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan
“berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam
menyajikan pendidikan IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan
pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk pengalaman langsung yang
berdampak pada sikap siswa yang mempelajari IPA.
B. Fungsi Mata
Pelajaran IPA
Fungsi
Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) adalah:
·
Menanamkan
keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
·
Mengembangkan
keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
·
Mempersiapkan
siswa menjadi warganegara yang melek IPA dan teknologi.
·
Menguasai
konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
C. Tujuan
pendidikan IPA adalah sebagai berikut:
§ Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
§ Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip
dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
§ Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan
kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah.
§ Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan
serta sumber daya alam.
§ Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang selanjutnya.
§ Lebih jauh diungkapkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam
pendidikan IPA berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan
“apa yang akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman
belajar siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk
mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan
nara sumber lain.
Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan pendidikan IPA, yaitu:
- Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri).
- Inkuiri IPA.
- Konstruktivisme.
- Sains (IPA), lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Salingtemas).
- Penyelesaian Masalah.
- Pendidikan IPA yang bermuatan nilai.
Jadi seorang guru IPA seharusnya terbiasa
memberikan peluang seluas-luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna
dengan memberi respon yang mengaktifkan semua siswa secara positif dan
edukatif.
Seiring dengan pendekatan yang seharusnya
dilakukan, maka penilaian tentang kemajuan belajar siswa seharusnya dilakukan
selama proses pendidikan. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode
tetapi dilakukan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan
pendidikan dalam arti kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil
(produk). Penilaian IPA didasarkan pada penilaian otentik yang dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti: tes perbuatan, tes tertulis, pengamatan,
kuesioner, skala sikap, portofolio, hasil proyek. Dengan demikian, lingkup
penilaian IPA dapat dilakukan baik pada hasil belajar (akhir kegiatan) maupun
pada proses perolehan hasil belajar (selama kegiatan belajar).
D. Kecenderungan
pendidikan IPA/sains di Indonesia:
·
Pendidikan
hanya beriorientasi pada tes/ujian.
·
Pengalaman
belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
·
Pendidikan
lebih bersifat teacher-centered, guru hanya
menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual.
·
Peserta
didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah, peserta didik
tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya.
·
Cara
berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain
afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah
keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jum-lah peserta didik per
kelas yang terlalu banyak.
·
Evaluasi
yang dilakukan hanya berorientasi pada produk belajar yang berkaitan dengan
domain kognitif dan tidak menilai proses.
2. TIMBULNYA IPA
Ilmu pengetahuan alam yang bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, sekarang telah berkembang pesat dan telah
banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat . Penmuan-penemuan dalam bidang ilmu
pengetahuan alam dan teknologi dapat memberikan kemudahan dan peningkatan
kehidupan masyarakat. Misalnya peningkatan penyediaan sandang dan pangan,
kualitas kesehatan individu dan
masyarakat.
Kecuali itu, penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan
teknologi merupakan dasar pembuka
jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan alam selanjutnya. Semua
penemuan-penemuan ilmu pengetahuan alam masa kini, bukanlah hasil penemuan
secara serentak, melainkan merupakan jalinan penemuan-penemuan sebelumnya.
Suatu penemuan memungkinkan terdapatnya masalah baru yang mendorong manusia
untuk bereksperimen selanjutnya. Dengan demikian terjadi proses berantai yang
dinamis dan menyebabkan ilmu pengetahuan alam berkembang pesat.
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmiu pengetahuan alam yang bahasa asingnya “science” berasal dari kata
latin “Scientia” yang berarti saya tahu. Kata “science” sebenarnya semula
berarti ilmu pengetahuan yang meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (Social
science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila
seseorang mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah “natural science” atau
dalam bahasa Indonesia disebut ilmu pengetahuan alam dan disingkat IPA.
sedangkan IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik (Physical science) yang
natara lain kimia, fisika, astronomi dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi
(life science).
Untuk mengidentifikasikan
IPA dengan kata-kata atau dengan kalimat yang singkat tidak mudah, karena
sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA tersebut.
b.
Hakikat IPA
Untuk mempelajari hakikat
IPA perlu kita kaji kembali ketiga contoh definisi IPA. IPA pada hakekatnya
merupakan suatu produk, proses dan penerapan dengan penjelasan sebagai berikut
:
Ø IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk atau hasil. IPA merupakan
sekumpulan pengetahuan (dalam definisi pertama dan kedua) dan sekumpulan
konsep-konsep dan bagan konsep (dalam definisi ketiga) yang merupakan hasil
suatu proses tertentu.
Ø IPA pada hakikatnya adalah
suatu proses (dalam definisi kedua). Yaitu proses yang digunakan untuk
mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk IPA. Dalam
Proses ini digunakan metode ilmiah dan terutama ditekankan pada proses observasi
dan eksperimen (dalam definisi pertama dan kedua).
Matematika mempunyai sumbangan yang penting
bagi perkembangan IPA. Matematika antara lain berperan sebagai penunjang untuk
memahami gejala-gejala alam dan untuk memperhitungkan secara logis sesuatu yang
tidak dapat diperoleh dari observasi dan eksperimen. Perkembangan IPA bukan
hanya karena proses induksi dan deduksi tetapi juga peranan matematika.
Pengetahuan yang diperoleh dengan metoda ilmiah yang disertai perhitungan
matematika melahirkan IPA kuantitatif yang dipandang merupakan IPA modern.
c.
Ciri-ciri IPA
Sebagai suatu produk, proses maupun penerapan, IPA memiliki
ciri-ciri tertentu yang dapat membedakan ilmu pengetahuan lain. Adapun
ciri-ciri tersebut adalah :
§ Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti konsep-konsep dan
teori IPA tetap konsisten danb berlaku dimana-mana. Hal ini antara lain karena
IPA tidak membahas nilai-nilai moral dan etika, dan menjangkau nilai-nilai
keindahan dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi oleh kebudayaan
masing-masing tempat.
§ Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat diuji kebenarannya
oleh siapa saja pada setiap waktu. ini berarti konsep-konsep IPA dapat
dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan lain pada waktuyang berbeda-beda.
§ Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA bersifat tentatif
yang berarti kemungkinan dapat diubah bila ditemukan fakta baru yang tidak
sesuai dengan konsep dan teori tersebut.
3. DEFINISI MATEMATIKA
Istilah
matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “ manthenein” , yang
artinya“mempelajari”. Mungkin juga , kata tersebut erat hubungannya dengan kata
Sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya “kepandaian” , “ketahuan” . atau
“intelegensi”. Dalam buku Landasan Matematika , Andi Hakim nasution
(1977 : 12 ) tidak menggunakan istilah“ilmu pasti” dalam menyebut istilah ini.
Kata “ilmu pasti” merupakan terjemahan dari bahsa Belanda “wiskunde”.
Kemungkinan besar bahwa kata “wis” ini ditafsirkan sebagai “pasti” karena di
dalam bahasa Belanda ada ungkapan “wis an zeker”: ”zeker” berarti “pasti” ,
tetapi“wis” di sini lebih dekat artinya ke “wis” dari kata “wisdom” dan
wissenscaft” , yang erat hubungannya dengan “widya”. Karena itu , “wiskunde”
sebenarnya harus diterjemahkan sebagai “ilmu tentang belajar” yang sesuai
dengan arti “mathein” pada matematika.
Dalam proses
belajar matematika juga terjadi proses berpikir , sebab seseorang dikatakan
berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental , dan orang yang belajar
matematika mesti melakukan kegiatan mental. Dalam berpikir , orang menyusun
hubungan-hubunganantara bagian-bagianinformasi yang telah direkam dalam
pikirannya sebagaipengertian pengertian.
Dari pengertian
tersebut , terbentuklah pendapat yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
Dan , tentunya kemampuan berpikir seseorang dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasannya. Dengan demikian , terlihat jelas adanya hubungan antara
kecerdasan dengan proses dalam belajar matematika ( Hudojo , 1990 : 5 ).
A.
Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Matematika Mendengar namanya saja kita sudah ngeri, apalagi pada proses
belajarnya. Matematika adalah pelajaran yang paling ditakuti oleh beberapa
pelajar di sekolah, bahkan para mahasiswa pun juga enggan untuk mendekati
pelajaran ini. Mengapa ini bisa terjadi ? Mungkin karena mereka sudah merasa
takut duluan sebelum mempelajari matematika. Pengertian matematika itu sendiri
adalah sederetan angka-angka, dan simbol
matematika yang bisa kita selesaikan melalui operasi hitung matemati,
(Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, Pembagian).
Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar
kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak
berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi matematika
diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh
karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah
disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika
yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya dalam
mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam kompetensi dasar,
indikator, dan materi pokok, untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan
pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan menurut kemahiran atau
kecakapan yang hendak ingin di capai.
Merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai
siswa maka ruang lingkup materi matematika adalah aljabar, pengukuran dan
geomerti, peluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus diantaranya :
1.
Kompetensi aljabar
ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan operasi hitung pada
persamaan, pertidaksamaan dan fungsi.
2.
Pengukuran dan geometri ditekankan
pada kemampuan menggunakan sifat dan aturan dalam menentukan porsi, jarak,
sudut, volum, dan tranfrormasi.
3.
Peluang dan statistika ditekankan pada
menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara.
4.
Trigonometri ditekankan
pada menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri.
5.
Kalkulus ditekankan pada
mengunakam konsep limit laju perubahan fungsi.
B.
Peran Pembelajaran Matematika
Sesuai dengan tujuan diberikannya matematika di sekolah, kita dapat melihat
bahwa matematika sekolah memegang peranan sangat penting. Anak didik
memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan siswa/i
dari pembelajaran matematika, diantaranya :
1. Dapat
berhitung,
2. Dapat menghitung isi dan
berat,
3. Dapat
mengumpulkan,
4. Dapat
mengolah data,
5. Dapat
menyajikan data,
6. Dapat
menafsirkan data dan
Selain itu, peran pembelajaran matematika yang lain
adalah agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, membantu
memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi,
geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir logis,
kritis, dan praktis, beserta bersikap positif dan berjiwa kreatif.
Sebagai warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan seperti
yang tertuang dalam UUD 1945, tentunya harus memiliki pengetahuan umum minimum.
Pengetahuan minimum itu diantaranya adalah matematika. Oleh sebab itu,
matematika sekolah sangat berarti baik bagi para siswa yang melanjutkan studi
maupun yang tidak.
Bagi
mereka yang tidak melanjutkan studi, matematika dapat digunakan dalam berdagang dan
berbelanja, dapat berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik
dan persentase, dapat membuat catatan-catatan dengan angka, dan lain-lain.
Kalau diperhatikan pada berbagai media massa, seringkali informasi disajikan
dalam bentuk persen, tabel, bahkan dalam bentuk diagram. Dengan demikian, agar
orang dapat memperoleh informasi yang benar dari apa yang dibacanya itu, mereka
harus memiliki pengetahuan mengenai persen, cara membaca tabel, dan juga
diagram. Dalam hal inilah matematika memberikan peran pentingnya.
Sejalan dengan kemajuan zaman, tentunya pengetahuan semakin
berkembang. Supaya suatu negara bisa lebih maju, maka negara tersebut perlu
memiliki manusia-manusia yang hebat dalam bidang teknologi. Untuk keperluan ini
tentunya mereka perlu belajar matematika sekolah terlebih dahulu karena
matematika memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan teknologi itu
sendiri. Tanpa bantuan matematika tidak mungkin terjadi perkembangan teknologi
seperti sekarang ini.
Namun demikian, matematika dipelajari bukan untuk
keperluan praktis saja, tetapi juga untuk perkembangan matematika itu sendiri.
Jika matematika tidak diajarkan di sekolah maka sangat mungkin matematika akan
punah. Selain itu, sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat hirarkis, untuk
mempelajari matematika lebih lanjut harus mempelajari matematika level
sebelumnya. Seseorang yang ingin menjadi ilmuawan dalam bidang matematika, maka
harus belajar dulu matematika mulai dari yang paling dasar.
Dapat kita simpulkan bahwa matematika sekolah
memiliki peranan yang sangat penting baik bagi siswa maupun mahasiswa agar
mereka memiliki bekal pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola
pikirnya, warga negara pada umumnya supaya dapat hidup layak, untuk kemajuan
negaranya, dan untuk matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan,
mengembangkannya juga untuk membuat matematika itu lebih asik dan menyenangkan.
C.
Fungsi Pembelajaran Matematika
Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana
siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi matematika
diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat kompetensi yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi matematika bukanlah tujuan akhir
dari pembelajaran matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika hanyalah
jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi
lain mata pelajaran matematika adalah sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau
pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan
dalam pembelajaran matematika sekolah. Berikut penjelasan mengenai fungsi
pembelajaran matematika :
1. Matematika
sebagai suatu alat
Maksudnya adalah guru hendaklah sangat diharapkan agar para siswa diberikan
penjelasan untuk melihat berbagai contoh dalam penggunaan matematika sebagai
alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam kehidupan kerja
atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun tentunya harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa, sehingga diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran matematika di sekolah.
2. Matematika
sebagai Pola Pikir
Maksudnya siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk
memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui
persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang
merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika
lainnya. Bila seorang siswa dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu
alasannya, maka tentunya ada yang salah dalam pembelajarannya atau ada sesuatu
yang belum dipahami. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk
memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan
yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan
terhadap contoh-contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu
konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat
perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau
pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di
dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif.
Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan
siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses
pembelajaran matematika di sekolah.
3. Matematika sebagai Ilmu atau Pengetahuan
Sebagai ilmu pengetahuan, oleh karena itu, pembelajaran matematika di
sekolah harus diwarnai oleh fungsi yang ketiga ini. Sebagai guru harus mampu
menunjukkan bahwa matematika selalu mencari kebenaran, dan bersedia meralat
kebenaran yang telah diterima, bila ditemukan kesempatan untuk mencoba
mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah.
Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut diharapkan kita sebagai
guru atau pengelola pendidikan matematika dapat memahami adanya hubungan antara
matematika dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Belajar matematika juga
merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam
penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.
Fungsi matematika yang
lain adalah Dalam buku standar kompetensi matematika Depdiknas,
secara khusus disebutkan bahwa fungsi
matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus
dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan
trigonometri. Metamatika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik, atau
tabel.
4. Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu
mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan
pendidikan matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi :
1. Tujuan yang bersifat
formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian siswa.
2. Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan
memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Secara lebih terinci,
tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standar kompetensi mata
pelajaran matematika sebagai berikut:
1. Melatih cara berpikir dan
bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan,
eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan
inkonsistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin
tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan
informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
4. PERANAN MATEMATIKA
TERHADAP ILMU PENGETAHUAN ALAM
Menurut dugaan sejarah, kemampuan manusia
untuk mulai dapat menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk dapat
berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 tahun sebelum masehi. Tulisan itu pada
hakekatnya simbol dari apa yang ia tulis.
Berhitung, pada awal mulanya berbentuk
korespondensi persatuan dari onyek yang dihitung. Misalnya sesorang ingin
menghitung berapa jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasukkan ke dalam kandang
satu persatu. Tiap ekor diwakili oleh satu batu kecil, maka jumlah ternaknya
adalah jumlah batu kecil itu. Dengan sekantung batu-batu itu ia dapat
mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali atau hilang atau malah
bertambah karena beranak. Jadi, setiap awal kehidupan manusia matematika
itu merupakan alat bantu untuk mengatasi setiap permasalahan menghadapi
lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika terhadap perkembangan IPA sudah jelas
bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal
ini disebabkan oleh karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan
metoda induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan bulan
atau bumi dnegan matahari, bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja hampir
tidak mungkin. Berkat bantuan matematikalah maka Erathotenes (240 SM) pada
zaman Yunani dapat menghitung besarnya bumi dnegan metode gabungan antara
induksi dan deduksi matematika.
5.
HAKEKAT
PENDIDIKAN MIPA
Pendidikan Suatu proses untuk membantu
manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan
permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan
identitas dirinya.
1. Tujuan Pendidikan Nasional
a. Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.yaitu:
Berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, Berdisiplin, Bekerja keras, Tangguh, Bertanggungjawab, Mandiri, Cerdas, Sehat jasmani
dan rohani
b. Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya
jangan hanya dipandang sebagai :
Ø Sekumpulan informasi hasil kajian orang
terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula
dipandang.
Ø Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat
memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh.
c. Implikasi dari Ciri MIPA
Ø Pendidikan MIPA menghendaki pendekatan –
pendekatan tertentu dan metode – metode tertentu yang sesuai, serta sarana yang
mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada anak didik
Ø membuat mereka mampu berpikir kritis
Ø menggunakan nalar (akal budi) mereka secara
efektif dan efisien.
Ø menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka
Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan
merupakan potensi tenaga kerja berkualitas yang merupakan sumber daya manusia
bagi pembangunan.
6.
HAKEKAT TUGAS GURU DAN TUGAS GURU MIPA
Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan
nasional seperti yang selalu dikemukakan, seorang guru tidak hanya bertugas
sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik.
Misi utama guru sebagai pengajar ialah mengupayakan
tercapainya tujuan – tujuan instruksional mata pelajaran yang diajarkannya,
sedangkan misi utama guru.
Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya
perkembangan kepribadian peserta didik dalam dimensi yang lebih luas untuk
memberikan iuran (sumbangan) nyata bagi
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA
tidak hanya sekedar :
§ Mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan
dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan peserta didik.
§ Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA
hendaknya dapat mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan prinsip
– prinsip dan nilai – nilai IPA dikalangan peserta didik dalam rangka
menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan kreatif,
kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu.
Sehubungan dengan itu, seorang guru MIPA
§ Hendaknya tidak sekedar menyampaikan
informasi/ceritera tentang MIPA kepada peserta didik tetapi betul – betul
membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip – prinsip dan nilai –
nilai yang terkandung dalam MIPA.
§ Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya dapat membawa
peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu sendiri melalui kegiatan
pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman – temannya dan
sebagainya.
§ Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA
dikalangan peserta didik. Ini akan besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil
yang diharapkan dari pengajaran MIPA
§ Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang
tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan pengetahuannya tentang hal –
hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan tanggungjawabnya membantu
mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang diajukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya
jangan hanya dipandang sebagai :
1.
Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan
kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang.
2.
Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan)
nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh.
Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan
nasional seperti yang selalu dikemukakan, seorang guru tidak hanya bertugas
sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik.
Misi utama guru sebagai pengajar ialah mengupayakan
tercapainya tujuan – tujuan instruksional mata pelajaran yang diajarkannya,
sedangkan misi utama guru.
Sebagai pendidik ialah mengupayakan
terwujudnya perkembangan kepribadian peserta didik dalam dimensi yang lebih
luas untuk memberikan iuran (sumbangan)
nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Matematika merupakan alat
bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya.
Jadi , MIPA disini berarti bahwa Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan
sebagainya. Metoda ilmiah merupakan cara – cara ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan dan yang menentukan apakah suatu pengetahuan bersifat ilmiah.
Metode ilmiah yang digunakan, harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang
ilmiah, yaitu yang bersifat objektif, sistematis, dan konsisten. Langkah – langkahnya
sebagai berikut :
a. Perumusan Masalah
b. Penyusunan Hipotesis
c. Pengumpulan Data
d. Pengujian Hipotesis
e. Pengambilan Kesimpulan
Karena seperti yang telah diketahui bahwa Matematika itu
merupakan bahasa alam , sehingga terkait dengan ilmu pengatehuan alam itu
sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan berkembang.
B. Saran
1. Janganlah kita yang awam akan ilmu matematika
ini beranggapan bahwa matimatika itu sulit , menakutkan , kurang bermanfaat dan
lain sebagainya.
2. Jadikanlah matematika itu ilmu yang paling
berguna dari semua bidang ilmu yang ada. Sebagaimana yang telah kita dengar
bahwa memang Ilmu Matematika adalah gudanganya ilmu dari semua bidang ilmu yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Muhaimin
dan Abdurrahman , Mathematical Intelligence , Ae-Ruzzmedia , Jogjakarta
, 2008.
2.
Aly
Abdullah , Drs. , Eny Rahma , Ir. , Ilmu Alamiah Dasar , Bumi Aksara ,
Jakarta , 2004.
3.
Hudiyono,sumi.dkk.2006.Model Acuan Pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar.Padang:Departemen Pendidikan Nasional