DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………............…………………...i
KATA PENGANTAR……………...….............………………………...............ii
DAFTAR ISI……………………………………………………............…….….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....……………………………………………….................1
B. Rumusan Masalah………………………………………………................2
C. Tujuan………………………………………………..........……………....2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori
Belajar Humanistik...........................................................3
B.
Tokoh – tokoh Teori Belajar Humanistik....................................................4
C. Implikasi Teori Belajar Humanistik.............................................................6
D. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa.........................8
E. Ciri
– Ciri Teori Belajar Humanistik.......................................9
F. Kelebihan dan
Kekurangan Teori Belajar Humanistik.............10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………..…………….…….................12
Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA………………………….......……………………...........14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
“Teori Belajar Humanistik” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada ibu Ratna, M.Pd selaku dosen pembimbing mata
kuliah “ Belajar dan Pembelajaran “ dan teman-teman sekalian yang turut
membantu dalam proses penyusuna makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Mataram, April 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan
pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan
tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya
penerimaanya. Jadi belajar
adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada
pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan,
proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.
Dalam suatu pembelajaran juga
perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar
di kelompokan dalam empat kelompok atau aliran meliputi:
(1)
Teori Belajar
Behavioristik
(2)
Teori Belajar
Kognitif
(3)
Teori Belajar
Humanistik
(4)
Teori Belajar
Sibernik.
Untuk memahami lebih lanjut maka
dalam makalah ini akan membahas mengenai teori belajar humanistik.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Pengertian
Teori Belajar Humanistik ?
2. Siapa sajakah tokoh Teori Belajar Humanistik ?
3. Apa Implikasi Teori Belajar Humanistik ?
4.
Apa saja aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam kegiatan pembelajaran ?
5.
Apa saja ciri – ciri teori belajar
humanistik ?
6.
Apa saja kelebihan dan kekurangan teori
belajar humanistik ?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa yang di maksud
dengan teori belajar humanistik.
2.
Untuk mengetahui aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan teori belajar humanistik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teori Belajar Humanistik
Teori Belajar Humanistik adalah
suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan
manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Dalam teori
belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia
itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses
belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan
dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain,
teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam
dunia keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori belajar
humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat
laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar
ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para
pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.
B. Tokoh –
tokoh Teori Belajar Humanistik
Tokoh penting dalam
teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs,
Abraham Maslow dan Carl Rogers.
1.
Arthur
Combs (1912-1999)
Bersama dengan Donald Snygg
(1904-1967) mereka mencurahkan meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar
yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru
tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan
kehidupan mereka. Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang
ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain.
Combs berpendapat bahwa banyak guru
membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi
pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Yang terpenting ialah
bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi
pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Combs memberikan
lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan
kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari
persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh
peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap
perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin
mudah hal itu terlupakan.
2.
Abraham
Maslow
Teori Maslow didasarkan pada
asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
a)
Suatu usaha yang
positif untuk berkembang
b)
Kekuatan untuk
melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu
berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.
Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting
yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia
mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau
kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
3.
Carl Rogers
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
Ø Kognitif (kebermaknaan)
Ø Experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Experiential Learning menunjuk pada
pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas experiential learning
mencakup ; keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh
siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa. Menurut Rogers yang
terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan
prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
a)
Menjadi manusia
berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar
tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
b)
Siswa akan
mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan
pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa
c)
Pengorganisasian
bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa.
d)
Belajar yang
bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dari
bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar
humanistik yang penting diantaranya ialah :
a. Manusia mempunyai belajar alami
b. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran
dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi
mengenai dirinya.
d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah
dirasarkan bila ancaman itu kecil
e. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa
dalam memperoleh cara.
f. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya
g. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses
belajar
h. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi
hasil yang mendalam
i.
Kepercayaan pada
diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
j.
Belajar sosial
adalah belajar mengenai proses belajar
C. Implikasi
Teori Belajar Humanistik
Ø Guru Sebagai Fasilitator
Psikologi
humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini
adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas
fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa
(petunjuk) yakni :
a) Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
b) Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c) Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang
tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
d) Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang
paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan
mereka.
e) Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel
untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
f) Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan
menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan
mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun
bagi kelompok
g) Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur
dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang
anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu,
seperti siswa yang lain.
h) Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan
juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
i) Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan
adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
j) Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba
untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif
adalah :
ü Merespon perasaan siswa
ü Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi
yang sudah dirancang
ü Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
ü Menghargai siswa
ü Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
ü Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan
untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
ü Tersenyum pada siswa
D.
Aplikasi
Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk
pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode
yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi
fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran
mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman
belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan
pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya
sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya
secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses
belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1.
Merumuskan
tujuan belajar yang jelas
2.
Mengusahakan
partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan
positif.
3.
Mendorong siswa
untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4.
Mendorong siswa
untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5.
Siswa di dorong
untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa
yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6.
Guru menerima
siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara
normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko
perbuatan atau proses belajarnya.
7.
Memberikan
kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8.
Evaluasi
diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori
humanistik ini cocok untuk diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa
merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola
pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi
manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
E. Ciri – Ciri Teori Belajar Humanistik
Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan
tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk
pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan
hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara
positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya
dengan keberhasilan akademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar
dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan
dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi
yang ada dalam diri mereka.
Ada salah satu ide penting dalam
teori belajar humanisme yaitu siswa harus mampu untuk mengarahkan dirinya
sendiri dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang
dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya. Dan
juga siswa dapat mengetahui mana, kapan, dan bagaimana mereka akan belajar.
Dengan demikian maka siswa diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil
belajar bagi dirinya sendiri. Aliran humanisme memandang belajar sebagai sebuah
proses yang terjadi dalam individu yang meliputi bagian atau domain yang ada
yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan kata
lain, pendekatan humanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan,
komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu,
metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai
kemanusiaan siswa. Sehingga para pendidik/guru diharapkan dalam pembelajaran
lebih menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan,
kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran
sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan
tujuan dan hasil belajar yang dicapai siswa.
F. Kelebihan dan Kekurangan Teori
Belajar Humanistik
Ø KELEBIHAN
1)
Teori ini cocok
untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena
sosial.
2)
Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
3)
Siswa diharapkan
menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
Ø KEKURANGAN
1) Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan
ketinggalan dalam proses belajar.
2) Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan
merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
·
Teori Belajar
Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana
memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
·
Tokoh dalam teori belajar humanistik ini
diantaranya adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Rogers.
·
Aplikasi teori
humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran
humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan siswa berperan
sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri.
·
Implikasi Teori
Belajar Humanistik yaitu Guru Sebagai Fasilitator yang artinya guru memberi
kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ada prinsip-prisip teori
balajar humanistik serta kelebihan dan kelemahan teori tersebut dalam
pembelajaran.
SARAN
Siswa itu sendiri harus lebih mengembangkan bakat yang terpendam pada
dirinya agar menjadi siswa yang berprestasi. Disamping itu, guru juga berperan sangat
penting untuk membantu anak didiknya untuk menggali kemampuan atau potensi yang
ada pada anak tersebut, dan juga untuk para wali kelas agar memantau para siswanya
di kelas agar siswanya tersebut tidak melakukan hal-hal yang merugikan siswa
itu sendiri ataupun orang lain juga harus bisa membimbing serta mengajarkan
kepada siswa-siswanya bukan hanya sekedar dalam belajar tapi juga dalam segi
etika dan sopan santun.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Dakir, Prof.Drs. Dasar-dasar Psikologi.
Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
Uno, Hamzah. Orientasi
baru Dalam Psikologi Perkembangan. Jakarta: Bumi aksara, 2006.
Hadis, Abdul.
Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2006 .
Ariefian. 2010. Teori Belajar Humanistik. (online). http://ariefian84.wordpress.com/2010/07/21/teori-belajar-humanistik/.
Diakses tanggal 30 Sepetember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar