BERANI BERKARYA

WELCOME TO MY BLOG

Rabu, 08 Oktober 2014

TEORI BELAJAR HUMANISTIK



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………............…………………...i
KATA PENGANTAR……………...….............………………………...............ii
DAFTAR ISI……………………………………………………............…….….iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang....……………………………………………….................1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………................2
C.     Tujuan………………………………………………..........……………....2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teori Belajar Humanistik...........................................................3
B.     Tokoh   – tokoh Teori Belajar Humanistik....................................................4
C.     Implikasi Teori Belajar Humanistik.............................................................6
D.    Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa.........................8
E.     Ciri – Ciri Teori Belajar Humanistik.......................................9
F.      Kelebihan  dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik.............10     
BAB III PENUTUP
 Kesimpulan………………………………………..…………….…….................12
 Saran......................................................................................................................13
      DAFTAR PUSTAKA………………………….......……………………...........14


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “Teori Belajar Humanistik tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada ibu Ratna, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah “ Belajar dan Pembelajaran “ dan teman-teman sekalian yang turut membantu dalam proses penyusuna makalah ini.
 Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

                                                                                            Mataram,     April  2014
                                                                                    
                                                                                                  Penulis








BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.
       Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat kelompok atau aliran meliputi:
(1)   Teori Belajar Behavioristik
(2)   Teori Belajar Kognitif
(3)   Teori Belajar Humanistik
(4)   Teori Belajar Sibernik.
             Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas mengenai teori belajar humanistik.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik ?
2.      Siapa sajakah tokoh Teori Belajar Humanistik ?
3.      Apa Implikasi Teori Belajar Humanistik ?
4.      Apa saja aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam kegiatan pembelajaran ?
5.      Apa saja ciri – ciri teori belajar humanistik ?
6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik ?


C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan teori belajar humanistik.
2.      Untuk mengetahui aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam kegiatan pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teori Belajar Humanistik
            Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara  pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan  kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
            Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.


B.     Tokoh – tokoh Teori Belajar Humanistik
             Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
1.      Arthur Combs (1912-1999)
            Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain.
           Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Yang terpenting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
2.      Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
a)      Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b)      Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
        Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
3.      Carl Rogers
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
Ø  Kognitif (kebermaknaan)
Ø  Experiential ( pengalaman atau signifikansi)
            Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas experiential learning mencakup ; keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
a)      Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
b)      Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
c)      Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
d)     Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
            Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :
a.       Manusia mempunyai belajar alami
b.      Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
c.       Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
d.      Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
e.       Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara.
f.       Belajar yang bermakna  diperolaeh jika siswa melakukannya
g.      Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
h.      Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
i.        Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
j.        Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

C.    Implikasi Teori Belajar Humanistik

Ø  Guru Sebagai Fasilitator
            Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.  Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa (petunjuk) yakni :
a) Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana  awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
b) Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c) Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
d) Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
e) Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
f) Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
g) Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
h) Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
i) Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
j) Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
ü  Merespon perasaan siswa
ü  Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
ü  Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
ü  Menghargai siswa
ü  Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
ü  Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
ü  Tersenyum pada siswa

D.    Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa

      Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
      
       Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1.      Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2.      Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3.      Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4.      Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5.      Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6.      Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7.      Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8.      Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
       Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.

E.     Ciri – Ciri Teori Belajar Humanistik
       Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
       Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
           Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya. Dan juga siswa dapat mengetahui mana, kapan, dan bagaimana mereka akan belajar. Dengan demikian maka siswa diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi dirinya sendiri. Aliran humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang meliputi bagian atau domain yang ada yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Sehingga para pendidik/guru diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil belajar yang dicapai siswa.

F.     Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik

Ø  KELEBIHAN
1)      Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
2)       Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
3)      Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau     etika    yang    berlaku.

Ø  KEKURANGAN
1)      Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
2)      Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.

  
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
·         Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
·         Tokoh dalam teori belajar humanistik ini diantaranya adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Rogers.
·         Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.
·         Implikasi Teori Belajar Humanistik yaitu Guru Sebagai Fasilitator yang artinya guru memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ada prinsip-prisip teori balajar humanistik serta kelebihan dan kelemahan teori tersebut dalam pembelajaran.

SARAN

                    Siswa itu sendiri harus lebih mengembangkan bakat yang terpendam pada dirinya agar menjadi siswa yang berprestasi. Disamping itu, guru juga berperan sangat penting untuk membantu anak didiknya untuk menggali kemampuan atau potensi yang ada pada anak tersebut, dan juga untuk para wali kelas agar memantau para siswanya di kelas agar siswanya tersebut tidak melakukan hal-hal yang merugikan siswa itu sendiri ataupun orang lain juga harus bisa membimbing serta mengajarkan kepada siswa-siswanya bukan hanya sekedar dalam belajar tapi juga dalam segi etika dan sopan santun.

  
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA      CIPTA.
Dakir, Prof.Drs. Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
Uno, Hamzah. Orientasi baru Dalam Psikologi Perkembangan.  Jakarta: Bumi aksara, 2006.
Hadis, Abdul. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2006 .
Ariefian. 2010.            Teori    Belajar                        Humanistik.     (online). http://ariefian84.wordpress.com/2010/07/21/teori-belajar-humanistik/. Diakses tanggal 30 Sepetember 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar