BERANI BERKARYA

WELCOME TO MY BLOG

Kamis, 07 November 2013

MAKALAH IHWAL PARAGRAF



MAKALAH
IHWAL PARAGRAF

Disusun oleh kelompok 10
Sukiman Rizza U               (12.231.066)
Lale Supia Indah                (12.231.075)
Enda Juliana                      (12.231.076)
Bq Nurl Izzati                     (12.231.073)


FAKULTAS PENDIDIKAN MATAEMATIKA DAN IPA (FPMIPA)
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) MATARAM
2012
BAB I
RINGKASAN
          Penambangan bijih emas di Kecamatan Waluran Kabupaten Sukaumbi dilakukan dengan menggunakan metode tambang bawah tanah, dan hanya batuan dan kandungan emas (bijih) cukup tinggi yang diambil (selective mining). Bijih hasil penambangan tersebut diolah dengan metode amalgamasi caara langsung, sehingga perolehan emasnya rendah tetapi air raksa yang terbuang ke sungai cukup tinggi. Kehilangan air raksa dalam pengolahan bijih emas yang cukup tinggi ini telah mencemari air sungai Ciliunggunung.
          Pemantauan air sungai dan sedimen  yang dilakukan oleh Dinas pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi di  Sungai Ciliunggunung pada tahun 2004 menunjukkan bahwa sungai tersebut telah tercemari air raksa (Hg), dan pencemaran air sungai meningkat sampai di atas nilai ambang batas, khususnya pada bulan Agustus 2005 kandungan Hg mencapai 0,218 mg/l pada Sungai Ciliunggunung di CLG.07. Hasil analisis kimia logam-logam lainnya untuk air sungai di Ciliunggunung di CLG.07 adalah Fe berada di atas ambang batas kriteria baku air minum, sedangkan Mn, Cu, Pb, dan As masih berada di bawah nilai maksimum kriteria baku air minum.
          Untuk mengurangi pencemaran air raksa, disarankan agar pengolahan bijih emas metode amalgamasi cara langsung digantikan dengan pengolahan bijih emas metode cara tidak langsung. Pengolahan bijih emas metode amalgamasi cara tidak langsung terdiri atas: menghilangkan partikel halus dengan cara pencucian, penggerusan bijih, dan tahap amalgamasi. Efek total metode amalgamasi cara tidak langsung ini akan memperbesar pengikatan emas oleh air raksa, sehingga kehilangan air raksa dapat diperkecil dan perolehan emas dapat optimum.


BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip Kepaduan Bentuk dan Makna Paragraf 
a). Prinsip Kesatuan
Paragraf yang baik haruslah memiliki satu gagasan utama. Artinya, dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi gagasan-gagasan itu harus terfokus pada satu gagasan utama sebagai pengendali. Jika prinsip ini dipenuhi, paragraf itu telah memenuhi ciri kesatuan.
Kesatuan dalam sebuah paragraf hanya akan terbentuk apabila informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah kalimat-kalimat yang ditulisnya itu erat hubungannya dengan gagasan utama. Jika ternyata tidak erat hubungannya, kalimat-kalimat itu harus dihilangkan atau disajikan secara khusus, misalnya menjadi sisipan dalam kalimat lain. Perhatikan paragraf berikut ini.
Untuk mengurangi kerusakan air raksa atau kehilangan air raksa yang mencemari lingkungan, pengolahan bijih emas perlu dilakukan dengan metode amalgamasi cara tidak langsung. Pengolahan cara tidak langsung ini terdiri atas tiga tahap proses, yaitu: (1) Des­liming: yaitu tahap menghilangkan partikel halus (slime) yang menempel pada permukaan bijih emas yang akan digunakan sebagai umpan dalam pengolahan dengan cara pencucian. (2) Grinding yaitu tahap penghalusan ukuran/penggerusan bijih, dan (3) Tahap amalgamasi itu sendiri. Tahap 1 dan 2 terkenal dengan istilah tahap praolahan, sedangkan tahap ke 3 merupakan tahap pengolahan.( Halaman 146 pada diskusi paragaraf ke-3)
b). Prinsip Ketuntasan pemaparan
Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya, di dalam paragraf itu telah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Ini berarti pula bahwa paragraf yang baik harus telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis dalam paragraf itu.Ingatlah bahwa yang penting di dalam paragraf adalah adanya gagasan utama yang biasanya dinyatakan dalam kalimat topik. Perhatikan contoh berikut ini:

Pengolahan bijih emas dengan metode amalgamasi merupakan cara pengolahan yang sederhana, dan murah, namun bisa mendapatkan emas (bentuk amalgan) yang dapat dijual dengan harga yang cukup tinggi. Amalgamasi digunakan untuk produksi yang kecil dan banyak dilakukan oleh penambang sekala kecil (tambang rakyat). Bijih emas yang sesuai untuk diolah dengan metode amalgamasi adalah bijih yang mempunyai kadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar. Umumnya pengolahan bijih emas metode amalgamsi ini memperoleh emasnya yang rendah dan kehilangan air raksa yang tinggi. Perolehan emas melalui cara amalgamasi tidak optimal (Sevruykov drr, 1960), dan untuk tambang rakyat perolehan emas umumnya lebih rendah dari 85%. (Halaman 146 pada diskusi paragraf pertama).
c). Prinisp Keruntutanaf
Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik mengikuti tata urutan tertentu. Ada beberapa model urutan penyajian informasi dalam paragraf dan tiap-tiap model mempunyai kelebihan masing-masing. Model-model urutan itu adalah urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan pertanyaan-jawaban, dan urutan sebab-akibat. Setiap model urutan akan dibicarakan secara rinci dalam bagian yang membicarakan jenis-jenis dan pengembangan paragraf. Untuk menjelaskan prinsip keruntutan ini, pada bagian ini dicontohkan satu keruntutan saja, yaitu keruntutan atas urutan waktu.

Kegiatan pemantauan pencemaran air raksa (Hg) di Sungai Ciliunggunung akibat pengolahan bijih emas oleh penduduk di Kecamatan Waluran (Gambar 2 dan 3) telah dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi pada tahun 2004 dan 2005. Titik titik pemantauan diambil dari aliran Sungai Ciliunggunung (CLG), dengan jumlah titik pengambilan percontoh seba-nyak tujuh buah pada tahun 2004 dan enam belas buah pada tahun 2005. Pengambilan percontoh air dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Desember tahun 2004 dan tahun 2005, pada setiap titik masing-masing diambil satu percontoh air dan dua percontoh sedimen sungai (bagian tengah dan pinggir sungai) setiap bulannya. (Halaman 142 pada hasil pemantauan)
Jenis dan Cara Pengembangan Paragraf
1. Jenis Paragraf
            Jenis-jenis paragraf ada tiga yaitu:
a. Paragraf pembuka
             Isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Fungsi paragraf pembuka:
ü  Menghantar pokok pembicaraan
ü  Menarik minat dan perhatian pembaca
ü  Menyiapkan/menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan
Beberapa bentuk untuk menulis paragraf pembuka:
ü  Kutipan, peribahasa.
ü  Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan
ü  Suatu tantangan atas pendapat/pernyataan seseorang
ü  Uraian tentang pengalaman pribadi
ü  Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
ü  Sebuah pertanyaan

Contoh paragraf pembuka
Air raksa termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah, logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tum­buhan dan hewan, termasuk manusia. Beberapa logam berat lainnya adalah magnesium (Mg), timbal (Pb), tembaga (Cu), kromium (Cr), dan besi (Fe). Air raksa (Hg) diperlukan untuk pertumbuhan kehidup-an biologis, tetapi dalam jumlah berlebihan akan bersifat racun. Oleh karena itu, keberadaan logam berat perlu mendapat pengawasan, terutama dari segi jumlah kandungannya di dalam air (Noviardi drr., 2007). Air raksa dalam kondisi temperatur kamar berbentuk zat cair, bila terjadi kontak dengan logam emas akan membentuk larutan padat (Sevruykov drr., 1960). Larutan padat biasa disebut amalgam, yaitu merupakan paduan antara air raksa dengan beberapa logam (emas, perak, tembaga, timah, dan seng).(Halaman 140 pada pendahuluan paragraf ke-1)
 b. Paragraf pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebenarnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka.
Paragraf pengembang dalam karangan bisa difungsikan untuk:
ü  Mengemukakan inti persoalan
ü  Memberi ilustrasi atau contoh
ü  Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
ü  Meringkas paragraf sebelumnya
ü  Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan

Contoh paragraf pengembang
Pengolahan bijih emas di daerah Waluran Su­kabumi dilakukan dengan metode amalgamasi cara langsung yaitu dengan memasukkan secara bersama-sama bahan/material yang digunakan (bijih emas, media giling, kapur tohor, air, dan air raksa) pada awal pengolahan, sehingga air raksa yang diguna­kan cepat rusak menjadi butir-butir kecil karena air raksa mendapat tekanan/gesekan antara media giling dengan media giling atau antara media giling dengan dinding bagian dalam tabung amalgamasi. Air raksa yang rusak menjadi butir-butir kecil pada gilirannya akan mengurangi daya ikat terhadap emas, sehingga menghilangkan air raksa yang cukup banyak sewak­tu dilakukan pemisahan amalgam dengan ampas (tailing) hasil pengolahan melalui pendulangan, selain itu perolehan emasnya tidak optimal.(Halaman 146 pada diskusi paragraph ke-2)
c). Paragraf penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (bab, subbab) atau simpulan seluruh karangan.
Penyajian paragraf penutup harus memperhatikan:
ü  Tidak boleh terlalu panjang
ü  Berisi simpulan sementara atau simpulan akhir
ü  Hendaknya dapat menimbulkan kesan mendalam bagi pembaca

Contoh paragraf penutup
Hasil seluruh penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat adalah: air raksa 0,188 mg/l, besi 0,320 mg/l, mangan 0,012 mg/l, tembaga 0,015 mg/l, seng 0,022 mg/l, timbal 0,018 mg/l. Kadar merkuri, logam Fe, serta logam lainnya be­gitu tinggi karena pendulangan untuk memisahkan amalgam dengan ampas hasil pengolahan dilaku­kan di sungai. Ampas yang terbuang ke sungai itu mengandung logam-logam berat yang tidak terikat oleh air raksa membentuk amalgam. Keracunan karena merkuri dapat menyebabkan kerusakan saraf di otak, terganggunya fungsi ginjal dan hati, serta merusak janin pada wanita hamil. Konsen­trasi logam berat Mn, Cu, Pb, dan As masih berada di bawah nilai maksimum kriteria air Kelas I (air baku untuk minum), tetapi untuk besi (Fe) sudah di atas nilai maksimum kriteria air Kelas I. Kon­sentrasi Fe di lokasi pengamatan ini berada di atas ambang batas kriteria air Kelas I (air baku untuk minum). Logam Fe merupakan unsur hara mikro yang diperlukan tumbuhan. Bagi tubuh manusia, Fe dibutuhkan dalam konsentrasi kecil, tetapi akan menjadi racun dalam jumlah besar. Meskipun air sungai tidak dikonsumsi langsung oleh manusia, na­mun air sungai tersebut dipergunakan sebagai sarana irigasi.(Halaman 149 pada kesimpulan pargaraf pertama)
2. Pengembangan Paragraf
Secara ringkas pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail/ perincian-perincian yang tepat. Keempat gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan diantara paragraf.
Ada beberapa teknik (cara) mengembangkan paragraf yang dapat dilakukan. Teknik-teknik tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
1.       Secara Alamiah
Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan, yaitu:
(a) urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebagainya.
(b) urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Berikut ini adalah contoh pengembangan paragraf alamiah berdasarkan urutan waktu.
Kegiatan pemantauan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi dilaksanakan tahun 2004 dan tahun 2005 masing-masing selama delapan bulan (bulan Maret sampai dengan bulan Desember) meliputi pengamatan dan pengambilan percontoh air untuk mengetahui pencemaran merkuri (Hg). Pada Agustus 2006 dilakukan analisis percontoh air Su-ngai Ciliunggunung pada titik CLG.07 untuk merkuri (Hg); besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), timbal (Pb), kromium (Cr), dan arsenik (As). Titik CLG.07 pada Agustus tahun 2005 diketahui memiliki konsentrasi Hg yang terbesar, yaitu 0,2180 mg/l.(Halaman 140 pada metode kajian paragraph ke-2)
2.      Umum – Khusus & Khusus – Umum (deduktif & induktif)
Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan induktif. Berikut ini secara urut akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif dan induktif.
Berikut adalah contoh pengembangan paragraf deduktif:
Kegiatan pemantauan pencemaran air raksa (Hg) di Sungai Ciliunggunung akibat pengolahan bijih emas oleh penduduk di Kecamatan Waluran (Gambar 2 dan 3) telah dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi pada tahun 2004 dan 2005. Titik titik pemantauan diambil dari aliran Sungai Ciliunggunung (CLG), dengan jumlah titik pengambilan percontoh seba-nyak tujuh buah pada tahun 2004 dan enam belas buah pada tahun 2005. Pengambilan percontoh air dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Desember tahun 2004 dan tahun 2005, pada setiap titik masing-masing diambil satu percontoh air dan dua percontoh sedimen sungai (bagian tengah dan pinggir sungai) setiap bulannya.(Halaman 142 pada hasil pemantauan paragraf ke-1)
3.      Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
Berikut ini adalah contoh pengembangan paragraf analogi
Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infasntri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergiu kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas.
4.      Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasikan.
Daerah Waluran termasuk ke dalam Formasi Jampang (Tmjv). Formasi ini (Gambar 1) terdiri atas tiga satuan, yaitu bagian utama sebagian besar adalah breksi gunung api berbutir halus hingga kasar, Anggota Cikarang (Tmjc) yang terdiri atas tuf dan tuf lapili, dan Anggota Ciseureuh (Tmja) yang terdiri atas aliran andesit dan basal (Sukamto, 1990). Mineralisasi di daerah Waluran dijumpai pada lava andesit dan intrusi dasit, yang ditandai oleh munculnya ubahan klorit, karbonat, mineral lempung, dan kuarsa. Kuarsa sering dijumpai dalam bentuk veinlets maupun urat berukuran tebal antara 0,1 – 1,0 m, yang kadang-kadang mengandung mineral bijih sulfida.
5.       Pengembangan Komparatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaanya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuanya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaan untuk mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan  perbandingan kontrastif.
Berikut ini adalah contoh pengembangan paragraf komparatif dan kontrastif :
Mineral pirit berukuran 0,1 – 0,2 mm, bentuk anhedral, tersebar pada urat kuarsa (±15%); kalkopirit berwarna kuning, anhedral, butir halus ukuran + 0,1 mm dan tersebar tidak merata (± 1%); sfalerit warna kuning keabuan ukuran ≤ 4 mm; kovelit warna biru muda, anhedral dan jumlahnya ± 1%. (Halaman 141 pada keadaan umum daerah kajian, paragraf ke-2).
6.      Sebab – Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut
Metode pengolahan yang digunakan oleh para pelaku usaha penambangan bijih emas di Waluran ini adalah amalgamasi cara langsung. Metode amalgamasi cara langsung ini kurang efektif dengan beberapa alasan, yaitu memerlukan jumlah air raksa relatif lebih banyak, air raksa yang digunakan cepat rusak menjadi butir-butir kecil/flouring (Peele, 1956), sehingga daya ikat air raksa terhadap emas kurang, dan butir-butir air raksa yang kecil mudah terbuang bersama ampas sewaktu dilakukan pendulangan memisahkan ampas dengan amalgam. Akibatnya, metode ini menghadapi dua permasalahan utama, yaitu kehilangan air raksa yang cukup tinggi dan perolehan emas yang rendah. Kehilangan air raksa dalam pengolahan bijih emas yang cukup tinggi ini telah mencemari air Sungai Ciliunggunung, tempat pengolahan bijih emas metode amalgamasi dilakukan.( Halaman 140 pada pendahuluan paragraf ke-4 )
7.      Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas uraian ini.
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar