MAKALAH
IHWAL PARAGRAF
Disusun oleh kelompok 10
Sukiman Rizza U (12.231.066)
Lale Supia Indah (12.231.075)
Enda Juliana (12.231.076)
Bq Nurl Izzati (12.231.073)
FAKULTAS PENDIDIKAN MATAEMATIKA DAN IPA
(FPMIPA)
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)
MATARAM
2012
BAB I
RINGKASAN
Penambangan bijih
emas di Kecamatan Waluran Kabupaten Sukaumbi dilakukan dengan menggunakan
metode tambang bawah tanah, dan hanya batuan dan kandungan emas (bijih) cukup
tinggi yang diambil (selective mining).
Bijih hasil penambangan tersebut diolah dengan metode amalgamasi caara
langsung, sehingga perolehan emasnya rendah tetapi air raksa yang terbuang ke
sungai cukup tinggi. Kehilangan air raksa dalam pengolahan bijih emas yang
cukup tinggi ini telah mencemari air sungai Ciliunggunung.
Pemantauan air sungai dan
sedimen yang dilakukan oleh Dinas
pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi di
Sungai Ciliunggunung pada tahun 2004 menunjukkan bahwa sungai tersebut
telah tercemari air raksa (Hg), dan pencemaran air sungai meningkat sampai di
atas nilai ambang batas, khususnya pada bulan Agustus 2005 kandungan Hg
mencapai 0,218 mg/l pada Sungai Ciliunggunung di CLG.07. Hasil analisis kimia
logam-logam lainnya untuk air sungai di Ciliunggunung di CLG.07 adalah Fe
berada di atas ambang batas kriteria baku air minum, sedangkan Mn, Cu, Pb, dan
As masih berada di bawah nilai maksimum kriteria baku air minum.
Untuk mengurangi pencemaran air
raksa, disarankan agar pengolahan bijih emas metode amalgamasi cara langsung
digantikan dengan pengolahan bijih emas metode cara tidak langsung. Pengolahan
bijih emas metode amalgamasi cara tidak langsung terdiri atas: menghilangkan
partikel halus dengan cara pencucian, penggerusan bijih, dan tahap amalgamasi.
Efek total metode amalgamasi cara tidak langsung ini akan memperbesar
pengikatan emas oleh air raksa, sehingga kehilangan air raksa dapat diperkecil
dan perolehan emas dapat optimum.
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip Kepaduan Bentuk dan Makna Paragraf
a). Prinsip
Kesatuan
Paragraf yang
baik haruslah memiliki satu gagasan utama. Artinya, dalam paragraf mungkin
terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi gagasan-gagasan itu harus terfokus
pada satu gagasan utama sebagai pengendali. Jika prinsip ini dipenuhi, paragraf
itu telah memenuhi ciri kesatuan.
Kesatuan dalam sebuah paragraf hanya akan terbentuk apabila
informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama.
Agar hal itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah
kalimat-kalimat yang ditulisnya itu erat hubungannya dengan gagasan utama. Jika
ternyata tidak erat hubungannya, kalimat-kalimat itu harus dihilangkan atau
disajikan secara khusus, misalnya menjadi sisipan dalam kalimat lain.
Perhatikan paragraf berikut ini.
Untuk mengurangi kerusakan air raksa atau kehilangan air raksa
yang mencemari lingkungan, pengolahan bijih emas perlu dilakukan dengan metode
amalgamasi cara tidak langsung. Pengolahan cara tidak langsung ini terdiri atas
tiga tahap proses, yaitu: (1) Desliming: yaitu tahap menghilangkan
partikel halus (slime) yang menempel pada permukaan bijih emas yang akan
digunakan sebagai umpan dalam pengolahan dengan cara pencucian. (2) Grinding
yaitu tahap penghalusan ukuran/penggerusan bijih, dan (3) Tahap amalgamasi
itu sendiri. Tahap 1 dan 2 terkenal dengan istilah tahap praolahan, sedangkan
tahap ke 3 merupakan tahap pengolahan.( Halaman 146 pada diskusi paragaraf ke-3)
b). Prinsip
Ketuntasan pemaparan
Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya, di dalam paragraf
itu telah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Ini
berarti pula bahwa paragraf yang baik harus telah dikembangkan sedemikian rupa
sehingga pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis dalam paragraf
itu.Ingatlah bahwa yang penting di dalam paragraf adalah adanya gagasan utama
yang biasanya dinyatakan dalam kalimat topik. Perhatikan contoh berikut ini:
Pengolahan
bijih emas dengan metode amalgamasi merupakan cara pengolahan yang sederhana,
dan murah, namun bisa mendapatkan emas (bentuk amalgan) yang dapat dijual dengan harga yang cukup tinggi.
Amalgamasi digunakan untuk produksi yang kecil dan banyak dilakukan oleh
penambang sekala kecil (tambang rakyat). Bijih emas yang sesuai untuk diolah
dengan metode amalgamasi adalah bijih yang mempunyai kadar tinggi dan mempunyai
ukuran butir kasar. Umumnya pengolahan bijih emas metode amalgamsi ini
memperoleh emasnya yang rendah dan kehilangan air raksa yang tinggi. Perolehan
emas melalui cara amalgamasi tidak optimal (Sevruykov drr, 1960), dan untuk
tambang rakyat perolehan emas umumnya lebih rendah dari 85%. (Halaman 146 pada
diskusi paragraf pertama).
c). Prinisp Keruntutanaf
Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik mengikuti tata urutan
tertentu. Ada beberapa model urutan penyajian informasi dalam paragraf dan
tiap-tiap model mempunyai kelebihan masing-masing. Model-model urutan itu
adalah urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus, urutan khusus-umum,
urutan pertanyaan-jawaban, dan urutan sebab-akibat. Setiap model urutan akan
dibicarakan secara rinci dalam bagian yang membicarakan jenis-jenis dan
pengembangan paragraf. Untuk menjelaskan prinsip keruntutan ini, pada bagian
ini dicontohkan satu keruntutan saja, yaitu keruntutan atas urutan waktu.
Kegiatan
pemantauan pencemaran air raksa (Hg) di Sungai Ciliunggunung akibat pengolahan
bijih emas oleh penduduk di Kecamatan Waluran (Gambar 2 dan 3) telah dilakukan
oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi pada tahun 2004 dan 2005.
Titik titik pemantauan diambil dari aliran Sungai Ciliunggunung (CLG), dengan
jumlah titik pengambilan percontoh seba-nyak tujuh buah pada tahun 2004 dan
enam belas buah pada tahun 2005. Pengambilan percontoh air dilakukan pada bulan
Maret sampai bulan Desember tahun 2004 dan tahun 2005, pada setiap titik
masing-masing diambil satu percontoh air dan dua percontoh sedimen sungai
(bagian tengah dan pinggir sungai) setiap bulannya. (Halaman 142 pada hasil pemantauan)
Jenis dan Cara Pengembangan Paragraf
1. Jenis Paragraf
Jenis-jenis paragraf ada tiga yaitu:
a. Paragraf pembuka
Isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek
pokok pembicaraan dalam karangan.
Fungsi paragraf
pembuka:
ü Menghantar
pokok pembicaraan
ü Menarik
minat dan perhatian pembaca
ü
Menyiapkan/menata
pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan
Beberapa bentuk untuk menulis paragraf pembuka:
ü Kutipan,
peribahasa.
ü Uraian
mengenai pentingnya pokok pembicaraan
ü Suatu
tantangan atas pendapat/pernyataan seseorang
ü Uraian
tentang pengalaman pribadi
ü
Uraian
mengenai maksud dan tujuan penulisan
ü Sebuah
pertanyaan
Contoh
paragraf pembuka
Air
raksa termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar
rendah, logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia. Beberapa logam berat lainnya adalah magnesium (Mg), timbal
(Pb), tembaga (Cu), kromium (Cr), dan besi (Fe). Air raksa (Hg) diperlukan
untuk pertumbuhan kehidup-an biologis, tetapi dalam jumlah berlebihan akan
bersifat racun. Oleh karena itu, keberadaan logam berat perlu mendapat
pengawasan, terutama dari segi jumlah kandungannya di dalam air (Noviardi drr.,
2007). Air raksa dalam kondisi temperatur kamar berbentuk zat cair, bila
terjadi kontak dengan logam emas akan membentuk larutan padat (Sevruykov drr.,
1960). Larutan padat biasa disebut amalgam, yaitu merupakan paduan
antara air raksa dengan beberapa logam (emas, perak, tembaga, timah, dan seng).(Halaman
140 pada pendahuluan paragraf ke-1)
b. Paragraf
pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok
pembicaraan suatu karangan yang sebenarnya telah dirumuskan di dalam paragraf
pembuka.
Paragraf pengembang dalam karangan bisa difungsikan
untuk:
ü Mengemukakan
inti persoalan
ü Memberi
ilustrasi atau contoh
ü
Menjelaskan
hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
ü Meringkas
paragraf sebelumnya
ü
Mempersiapkan
dasar atau landasan bagi simpulan
Contoh paragraf pengembang
Pengolahan
bijih emas di daerah Waluran Sukabumi dilakukan dengan metode amalgamasi cara
langsung yaitu dengan memasukkan secara bersama-sama bahan/material yang
digunakan (bijih emas, media giling, kapur tohor, air, dan air raksa) pada awal
pengolahan, sehingga air raksa yang digunakan cepat rusak menjadi butir-butir
kecil karena air raksa mendapat tekanan/gesekan antara media giling dengan
media giling atau antara media giling dengan dinding bagian dalam tabung
amalgamasi. Air raksa yang rusak menjadi butir-butir kecil pada gilirannya akan
mengurangi daya ikat terhadap emas, sehingga menghilangkan air raksa yang cukup
banyak sewaktu dilakukan pemisahan amalgam dengan ampas (tailing)
hasil pengolahan melalui pendulangan, selain itu perolehan emasnya tidak
optimal.(Halaman 146 pada diskusi paragraph ke-2)
c). Paragraf penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (bab,
subbab) atau simpulan seluruh karangan.
Penyajian paragraf penutup harus memperhatikan:
ü Tidak
boleh terlalu panjang
ü Berisi
simpulan sementara atau simpulan akhir
ü
Hendaknya
dapat menimbulkan kesan mendalam bagi pembaca
Contoh paragraf penutup
Hasil
seluruh penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat adalah: air raksa
0,188 mg/l, besi 0,320 mg/l, mangan 0,012 mg/l, tembaga 0,015 mg/l, seng 0,022
mg/l, timbal 0,018 mg/l. Kadar merkuri, logam Fe, serta logam lainnya begitu
tinggi karena pendulangan untuk memisahkan amalgam dengan ampas hasil
pengolahan dilakukan di sungai. Ampas yang terbuang ke sungai itu mengandung
logam-logam berat yang tidak terikat oleh air raksa membentuk amalgam. Keracunan
karena merkuri dapat menyebabkan kerusakan saraf di otak, terganggunya fungsi
ginjal dan hati, serta merusak janin pada wanita hamil. Konsentrasi logam
berat Mn, Cu, Pb, dan As masih berada di bawah nilai maksimum kriteria air
Kelas I (air baku untuk minum), tetapi untuk besi (Fe) sudah di atas nilai
maksimum kriteria air Kelas I. Konsentrasi Fe di lokasi pengamatan ini berada
di atas ambang batas kriteria air Kelas I (air baku untuk minum). Logam Fe
merupakan unsur hara mikro yang diperlukan tumbuhan. Bagi tubuh manusia, Fe
dibutuhkan dalam konsentrasi kecil, tetapi akan menjadi racun dalam jumlah
besar. Meskipun air sungai tidak dikonsumsi langsung oleh manusia, namun air
sungai tersebut dipergunakan sebagai sarana irigasi.(Halaman 149 pada
kesimpulan pargaraf pertama)
2. Pengembangan Paragraf
Secara
ringkas pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal
berikut. Pertama,
susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga
sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan
yang panjang lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi
yang menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik
tersebut dengan detail-detail/ perincian-perincian yang tepat. Keempat gunakan
kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan diantara paragraf.
Ada beberapa teknik (cara)
mengembangkan paragraf yang dapat dilakukan. Teknik-teknik tersebut dapat
dipaparkan sebagai berikut.
1.
Secara Alamiah
Dalam teknik ini penulis sekedar
menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang dibicarakan. Susunan
logis ini mengenal dua macam urutan, yaitu:
(a) urutan ruang (spasial) yang
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam
sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam,
dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebagainya.
(b) urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Berikut ini adalah contoh pengembangan paragraf alamiah
berdasarkan urutan waktu.
Kegiatan pemantauan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Sukabumi dilaksanakan tahun 2004 dan tahun 2005 masing-masing selama delapan
bulan (bulan Maret sampai dengan bulan Desember) meliputi pengamatan dan
pengambilan percontoh air untuk mengetahui pencemaran merkuri (Hg). Pada
Agustus 2006 dilakukan analisis percontoh air Su-ngai Ciliunggunung pada titik
CLG.07 untuk merkuri (Hg); besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), timbal (Pb),
kromium (Cr), dan arsenik (As). Titik CLG.07 pada Agustus tahun 2005 diketahui
memiliki konsentrasi Hg yang terbesar, yaitu 0,2180 mg/l.(Halaman 140 pada
metode kajian paragraph ke-2)
2.
Umum – Khusus & Khusus – Umum (deduktif & induktif)
Cara pengungkapan paragraf yang
paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan induktif. Berikut ini secara
urut akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif dan
induktif.
Berikut adalah contoh pengembangan paragraf deduktif:
Kegiatan pemantauan pencemaran air raksa (Hg) di Sungai
Ciliunggunung akibat pengolahan bijih emas oleh penduduk di Kecamatan Waluran
(Gambar 2 dan 3) telah dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Sukabumi pada tahun 2004 dan 2005. Titik titik pemantauan diambil dari aliran
Sungai Ciliunggunung (CLG), dengan jumlah titik pengambilan percontoh seba-nyak
tujuh buah pada tahun 2004 dan enam belas buah pada tahun 2005. Pengambilan
percontoh air dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Desember tahun 2004 dan
tahun 2005, pada setiap titik masing-masing diambil satu percontoh air dan dua
percontoh sedimen sungai (bagian tengah dan pinggir sungai) setiap
bulannya.(Halaman 142 pada hasil pemantauan paragraf ke-1)
3.
Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk
membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal.
Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
Berikut ini adalah contoh pengembangan
paragraf analogi
Filsafat dapat diibaratkan sebagai
pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan
infasntri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat
ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan.
Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan
kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan
daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya.
Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergiu kembali menjelajah laut
lepas, berspekulasi dan meneratas.
4.
Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf,
kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan
ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf dengan cara
mengklasifikasikan.
Daerah Waluran termasuk ke dalam Formasi Jampang (Tmjv). Formasi
ini (Gambar 1) terdiri atas tiga satuan, yaitu bagian utama sebagian besar
adalah breksi gunung api berbutir halus hingga kasar, Anggota Cikarang (Tmjc)
yang terdiri atas tuf dan tuf lapili, dan Anggota Ciseureuh (Tmja) yang terdiri
atas aliran andesit dan basal (Sukamto, 1990). Mineralisasi di daerah Waluran
dijumpai pada lava andesit dan intrusi dasit, yang ditandai oleh munculnya
ubahan klorit, karbonat, mineral lempung, dan kuarsa. Kuarsa sering dijumpai
dalam bentuk veinlets maupun urat berukuran tebal antara 0,1 – 1,0 m,
yang kadang-kadang mengandung mineral bijih sulfida.
5.
Pengembangan
Komparatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan
dimensi-dimensi kesamaanya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuanya,
bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati
dimensi-dimensi kesamaan untuk mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat
disebut dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang
dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut
dengan perbandingan kontrastif.
Berikut ini
adalah contoh pengembangan paragraf komparatif dan kontrastif :
Mineral pirit berukuran 0,1 – 0,2
mm, bentuk anhedral, tersebar pada urat kuarsa (±15%); kalkopirit berwarna
kuning, anhedral, butir halus ukuran + 0,1 mm dan tersebar tidak merata (± 1%);
sfalerit warna kuning keabuan ukuran ≤ 4 mm; kovelit warna biru muda, anhedral
dan jumlahnya ± 1%. (Halaman 141 pada keadaan umum daerah kajian, paragraf
ke-2).
6.
Sebab – Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah
paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi
sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut
Metode pengolahan yang digunakan oleh para pelaku usaha
penambangan bijih emas di Waluran ini adalah amalgamasi cara langsung. Metode
amalgamasi cara langsung ini kurang efektif dengan beberapa alasan, yaitu
memerlukan jumlah air raksa relatif lebih banyak, air raksa yang digunakan
cepat rusak menjadi butir-butir kecil/flouring (Peele, 1956), sehingga
daya ikat air raksa terhadap emas kurang, dan butir-butir air raksa yang kecil
mudah terbuang bersama ampas sewaktu dilakukan pendulangan memisahkan ampas
dengan amalgam. Akibatnya, metode ini menghadapi dua permasalahan utama,
yaitu kehilangan air raksa yang cukup tinggi dan perolehan emas yang rendah.
Kehilangan air raksa dalam pengolahan bijih emas yang cukup tinggi ini telah
mencemari air Sungai Ciliunggunung, tempat pengolahan bijih emas metode
amalgamasi dilakukan.( Halaman 140 pada pendahuluan paragraf ke-4 )
7.
Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci
dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya.
Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi
kedudukan/kepentingannya. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas uraian ini.
Bentuk traktor mengalami
perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan tehnologi yang dicapai
umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang
dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang,
traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank
ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda
rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping
Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat
pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk
Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya
sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar