MAKALAH
PENGETAHUAN
LINGKUNGAN
ETIKA
DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DI
SUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
IPA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN ( IKIP ) MATARAM
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul tentang
ETIKA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
wssalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------
ii
BAB I PENDAHULUAN---------------------------------------------
A. Latar
belakang------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHASAN----------------------------------------------
A. Unsur etika
lingkungan hidup-------------------------------------
B. Masalah yang
berkaitan dengan lingkunganhidup----------------
C. Teori etika lingkungan--------------------------------------------
D. Prinsip
etika lingkungan hidup------------------------------------
BAB III PENUTUP---------------------------------------------------
A. Simpulan------------------------------------------------------------
B. saran----------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kerusakan lingkungan yang mengglobal antara lain disebabkan
karena pemanasan global (gas-gas yang menyerap dan menahan panas
dari matahari sehingga mencegah kembali
keruang angkasa),
penyusutan ozon, hujan asam (berkaitan dengan pembakaran bahan bakar
fosil yang akan bercampur dengan uap air di awan), sampah padat, dan
penyusutan cadangan mineral.
Di Indonesia sendiri sebenarnya etika lingkungan bukanlah
merupakan hal yang
baru, etika lingkungan sebenarnya telah ada sejak dahulu kala, karena leluhur
kita sebenarnya telah menyebarkan hal ini melalui tembang, legenda
ataupun mitos. Contoh suku yang masih mempertahankan kearifan tradisional ini
adalah masyarakat Dayak, Asmat, Badui, Nias, Kampung Naga ataupun
Tengger. Seharusnya etika lingkungan yang penuh warna kearifan dan kebenaran tradisional
ini dapat dikembangkan untuk penyelamatan
lingkungan yang lebih luas di negara kita.
Bisnis yang etis adalah bisnis yang dapat memberi
manfaat maksimal pada lingkungan, bukan sebaliknya, menggerogoti
keserasian lingkungan. Kerusakan lingkungan pada dasarnya berasal dari dua
sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber daya. Dalam kasus PT Lapindo
Brantas misalnya, bencana memaksa penduduk harus ke rumah sakit, bahkan sudah
menelan korban jiwa
dengan meledaknya pipa gas Pertamina akibat pergerakan tanah. Perusahaan pun
terkesan lebih mengutamakan penyelamatan aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan
dan sosial y ang ditimbulkan, walaupun korban
jiwa sudah terjadi. Atau kasus pembukaan lahan gambut dan rawa untuk pembangunan Pantai Indah Kapuk yang
mengakibatkan banjir bagi wilayah
Jakarta. Ataupun krisis air yang berkepanjangan yang menimpa hampir seluruh wilayah di Indonesia. Juga
mencemaskan adalah penyedotan air tanah melebihi kemampuan alam untuk
mengisinya kembali sehingga volume air
dalam tanah kian berkurang.
Etika lingkungan disini tidak hanya membicarakan
mengenai perilaku manusia terhadap alam, namun berbicara mengenai relasi
diantara semua kehidupan alam semesta, antara manusia dengan manusia yang
mempunyai dampak terhadap alam, dan antara manusia dengan makhluk lain atau dengan alam
secara keseluruhan, termasuk dengan kebijakan politik dan ekonomi yang
berhubungan atau berdampak langsung atau tidak dengan alam. Etika lingkungan dapat
diartikan sebagai dasar moralitas yang mem-berikan
pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam menghadapi dan
menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan lingkungan sebagai kesatuan
pendukung kelang-sungan perikehidupan dan
kesejahteraan umat manusia serta makhluk hidup lainnya.
Etika lingkungan yang baik dapat menjadikan perilaku kita semakin arif dan
bijaksana terhadap lingkungan, sebaliknya etika yang salah akan menciptakan
malapetaka bagi kehidupan manusia, karena merusak Etika lingkungan
hidup adalah pertimbangan filosofis dan biologis mengenai hubungan
manusia dengan tempat tinggalnya serta dengan semua makhluk nonmanusia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
UNSUR ETIKA KESEHATAN LINGKUNGAN
HIDUP
Pencemaran dan
kemerosotan mutu lingkungan hidup
manusia karena ulah manusia itu sendiri yang merusak habitatnya sendiri.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan umat manusia
terkadang tanpa disertai dengan wawasan lingkungan yang benar dan kesadaran yang cukup dalam memanfaatkan sumberdaya
alam, hal tersebut tentu akan menyebabkan
kemerosotan mutu lingkungan.
Dalam proses produksi misalnya diperlukan proses produksi
yang efisien dan ramah
lingkungan. Perusahaan hendaknya memperhatikan limbah yang
dihasilkan. Jadi pada dasamya manusia itu harus memiliki komitmen moral
untuk menciptakan solidaritas kemanusiaan agar lebih peduli
terhadap penciptaan keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungannya
secara serasi dan seimbang.
1.
Etika ekologi
Menyadarkan
bahwa manusia bukanlah penguasa alam. Dalam hal ini perlu diubah sikap manusia yang
antroposentrik, yaitu menganggap bahwa hanya dirinya yang pantas menerima
pertimbangan moral. Akibatnya, semuanya yang di luar manusia tidak berharga
dan pantas dieksploitasi tanpa kira-kira. Manusia harus menyadari adanya nilai
intrinsik dalam tiap unsur nonmanusia. Bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia itu perlu
dijaga, tidak masalah apakah hal tersebut menguntungkan manusia atau
tidak.
2.
Etika konservasi sumberdaya
Yang bisa
habis mengacu pada penghematan sumberdaya alam untuk digunakan di masa
mendatang, disini mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang.
Setidaknya ada dua macam kepedulian lingkungan, yaitu kepedulian lingkungan
yang dangkal (shallow ecology) dan kepedulian lingkungan yang dalam (deep
ecology).
Kepedulian lingkungan yang dangkal
menunjukkan perhatian kepada kepentingan-kepentingan
yang sering diabaikan dalam ekonomi tradisional, pandangan ini menganggap alam
bernilai hanya sejauh ia bermanfaat bagi kepentingan manusia, dan bukan karena
alam bernilai pada dirinya sendiri. Pada kepedulian lingkungan yang dalam sudah
mempertimbangkan kepentingan generasi-generasi yang akan datang.
B. MASALAH
YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
Pencemaran dan
kemerosotan mutu lingkungan hidup
manusia karena ulah manusia itu sendiri yang merusak habitatnya sendiri.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan umat manusia
terkadang tanpa disertai dengan wawasan lingkungan yang benar dan kesadaran yang cukup dalam memanfaatkan sumberdaya
alam, hal tersebut tentu akan menyebabkan
kemerosotan mutu lingkungan.
Dalam proses produksi misalnya diperlukan proses produksi
yang efisien dan
ramah lingkungan. Perusahaan hendaknya memperhatikan limbah yang
dihasilkan. Jadi pada dasamya manusia itu harus memiliki komitmen moral
untuk menciptakan solidaritas kemanusiaan agar lebih peduli
terhadap penciptaan keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungannya
secara serasi dan seimbang.
Masalah-masalah
yang timbul berkaitan dengan lingkungan, yaitu:
1. Limbah
beracun
Seringkali perusahaan membuang limbahnya ke sungai di sekitarnya, tanpa
terlebih dahulu
mengolahnya menjadi tak beracun. Akibatnya air sungai menjadi
tercemar sehingga tidak layak dipakai, ikan-ikan menjadi mati, bahkan limbah
tersebut merembes ke air tanah mengakibatkan air tanah tidak layak untuk
dikonsumsi, dan tentu hal ini dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
2. Efek
rumah kaca
Naiknya suhu permukaan bumi disebabkan karena panas yang diterima bumi
terhalang oleh partikel-partikel gas yang dilemparkan dalam atmosfer karena ulah manusia,
sehingga tidak bisa keluar. Penyebabnya diantaranya adalah karena
pembakaran produk-produk minyak bumi dan batu bara. Hal ini akan berdampak
negatif yaitu memperluas padang pasir, melelehkan lapisan es di kutub serta
meningkatkan permukaan air laut.
3. Perusakan
lapisan ozon
Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar ultraviolet. Namun
sekarang lapisan ozon semakin rusak, hal ini dapat terjadi karena pelepasan gas
klorofluorokarbon (CFC) ke udara, pengaruh terbesar disebabkan karena
penyemprotan aerosol, lemari es, dan AC.
4. Hujan
asam
Asam dari emisi industri bergabung dengan air hujan, yang nantinya akan
masuk ke dalam tanah, danau ataupun
sungai. Tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerusakan hutan, merusak gedung,
dan bahkan bisa menghancur-kan logam-logam
beracun karena derajat keasamannya.
5. Penebangan
hutan
Penebangan hutan secara liar tanpa menghijaukannya atau reboisasi tentu berakibat sangat buruk. Hal ini sudah
dibuktikan dengan bencana yang terjadi akhir-akhir ini, dimana longsor dan
banjir bandang telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
6. Pencemaran
udara
Polusi udara bukanlah barang baru, udara telah
bersama kita semenjak terjadinya Revolusi industri dunia, saat cerobong-cerobong
asap pabrik mulai berdiri. Terutama dikeluarkan dari pembuangan kendaraan bermotor
dan proses industri. Ditambah lagi dengan kebakaran hutan yang asapnya sangat
mempengaruhi kesehatan dan juga mengganggu jarak pandang kita.
Bahaya
Polusi Kendaraan Bermotor, Misal selepas hujan diselimuti kabut. Terutama di
sore hari. Terlihat dingin dan adem. Tapi jangan salah sangka. Itu bukan kabut
alamiah. Kabut "buatan" yang berasal dari sisa pembakaran kendaraan
bermotor anda. Data Kompas menunjukkan sebesar 2-3 juta mobil berada di Kota Jakarta pada jam-jam kantor, dan sebesar
3-4 juta untuk motor. Jika separuh
saja dari jumlah kendaraan bermotor tersebut menderu pada saat yang sama, berapa juta karbon monoksida (CO), nitrooksida
(NOx), dan hidrokabon (HC) yang melayang-layang mencari mangsa di udara kota?
NOx dan HC sama beracunnya. Keduanya
merusak paru-paru sedikit demi sedikit. Kita tentu tidak inginkan paru-paru
bocor setelah sekian lama beraktivitas di jalan raya. Gejala kabut di sore hari
dan selepas hujan adalah fenomena kimiawi beracun di angkasa kota Anda.
Penyebabnya adalah dua jenis gar beracun ini. Jika volume gas NOx dan HC sudah
demikian berat menggelayut di angkasa, maka hujan asam akan terjadi pula di
atas atmosfir.
C.
TEORI ETIKA LINGKUNGAN
Terdapat 3 pandangan teori
mengenai etika lingkungan, yaitu:
1.
Teori Antroposentrisme
Teori ini
memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan
kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan
ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitannya dengan alam,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan
mendapat perhatian dan nilai sejauh menunjang kepentingan manusia. Bagi teori ini
etika hanya
berlaku bagi manusia, segala tuntutan terhadap kewajiban dan tanggungjawab
moral manusia terhadap lingkungan hidup dianggap sesuatu yang berlebihan,
kalaupun ada itu semata-mata demi memenuhi kepentingan sesama manusia
Teori semacam
ini dinilai bersifat instrumentalistik (karena menganggap pola
hubungan manusia dan alam dilihat hanya dalam relasi instrumental, kalaupun peduli demi
memenuhi kebutuhan manusia) dan egoistis (karena
hanya mengutamakan kepentingan manusia).
2.
Teori
Biosentrisme
Teori ini
menganggap alam mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia. Ciri etika ini
adalah biocentric, karena menganggap setiap kehidupan dan makhluk hidup
mempunyai nilai dan berharga pada dirinya
sendiri.
Alam perlu diperlakukan secara moral
terlepas dari apakah ia berguna
atau tidak bagi manusia. Sehingga etika tidak lagi dipahami secara terbatas pada komunitas manusia, namun berlaku
juga bagi seluruh komunitas biotis,
termasuk komunitas makhluk hidup lain.
3.
Teori
Ekosentrisme
Etika ini memusatkan pada seluruh komunitas ekologis baik
yang hidup maupun tidak, karena secara ekologis makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya
saling terkait satu sama lain. Salah satu versi yang terkenal dari teori ini
adalah Deep Ecology.
Teori ini
memusatkan perhatian pada kepada semua spesies, termasuk spesies bukan
manusia, dan menekankan perhatiannya pada jangka panjang, dan tak kalah
pentingnya merupakan gerakan diantara orang-orang yang mempunyai sikap dan keyakinan yang
sama, mendukung suatu gaya hidup yang selaras dengan alam, dan sama-sama
memperjuangkan isu lingkungan dan politik.
D.
PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
Prinsip ini menjadi pegangan dan tuntutan bagi perilaku
kita dalam berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung
maupun perilaku
terhadap sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam.
Ada beberpa prinsip lingkungan hidup yaiti:
1.
Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for
Nature)
Pada dasarnya semua teori etika lingkungan mengakui
bahwa alam semesta perlu untuk dihormati. Secara khusus sebagai pelaku moral,
manusia mem-punyai kewajiban moral untuk menghormati kehidupan, baik pada
manusia maupun makhluk
lain dalam komunitas ekologis seluruhnya. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip
dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya.
2.
Prinsip
Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan
oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu
untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai
bagian dari alam semesta bertanggungjawab pula untuk menjaganya.
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individual tetapi
juga kolektif. Kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggungjawab bersama
seluruh umat manusia. Semua orang harus bisa bekerjasama bahu membahu untuk menjaga
dan meles-tarikan alam dan mencegah serta memulihkan kerusakan alam, serta saling
mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak alam.
3.
Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Dalam diri manusia timbul perasaan solider, senasib
sepenanggungan dengan
alam dan sesama makhluk hidup lain. Prinsip ini bisa mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan dan semua
kehidupan di alam ini. Prinsip ini
berfungsi sebagai pengendali moral untuk mengharmonisasikan manusia dengan ekosistemnya dan untuk mengontrol
perilaku manusia dalam batas-bats
keseimbangan kosmis. Solidaritas ini juga mendorong manusia untuk mengutuk dan menentang setiap
tindakan yang menyakitkan binatang
tertentu atau bahakn memusnakan spesies tertentu.
4.
Prinsip Kasih
Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)
Prinsip ini tidak didasarkan pada pertimbangan
kepentingan pribadi, tetapi semata-mata demi kepentingan alam. Dengan semakin
peduli terhadap alam, maka manusia menjadi semakin matang dengan identitas
yang kuat.
5.
Prinsip ”No Harm”
Terdapat kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling
tidak dengan tidak melakukan
tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lain di alam semesta ini (no harm). Jadi
kewajiban dan tanggung jawab moral
dapat dinyatakan dengan merawat, melindungi, menjaga dan melestarikan alam, dan tidak melakukan tindakan
seperti membakar hutan dan membuang
limbah sembarangan.
6.
Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup
yang baik, bukan menekankan pada sikap rakus dan tamak. Ada batas untuk
hidup secara layak sebagai manusia, yang selaras dengan alam.
7.
Prinsip Keadilan
Prinsip ini menekankan bahwa terdapat akses yang sama
bagi semua kelompok dan anggota masyarakat untuk ikut dalam menentukan kebijakan pengelplaan dan pelestarian serta
pemanfaatan sumber daya alam.
Dalam prinsip ini kita perlu memerhatikan kepentingan masyarakat adat secara
lebih khusus, karena dalam segi pemanfaatan sumber daya alam dibandingkan
dengan masyarakat modern akan kalah dari segi permodalan, teknologi,
informasi dan sebagainya, sehingga kepentingan masyarakat sangat rentan
dan terancam.
8.
Prinsip Demokrasi
Prinsip ini terkait erat dengan hakikat alam, yaitu
keanekaragaman dan pluralitas. Demokrasi memberi tempat seluas-luasnya bagi
perbedaan, keanekaragaman
dan pluraritas.
Prinsip
ini sangat relevan dengan pengam-bilan
kebijakan di bidang lingkungan, dan memberikan garansi bagi kebijakan
yang pro lingkungan hidup.
Dalam prinsip ini tercakup beberapa
prinsip moral lainnya, yaitu:
a.
Demokrasi
menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas yang memungkinkan nilai lingkungan hidup mendapat tempat untuk diperjuangkan
sebagai agenda politik dan ekonomi yang sama pentingnya dengan agenda lain.
b.
Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat
dan memperjuangkan
nilai yang dianut oleh setiap orang dan kelompok masyarakat dalam bingkai kepentingan
bersama.
c.
Demokrasi
menjamin setiap orang
dan kelompok masyarakat ikut berpartisipasi dalam menentukan
kebijakan publik dan memperoleh manfaatnya.
d.
Demokrasi menjamin sifat transparansi.
e.
Adanya akuntabilitas publik.
9.
Prinsip
Integritas Moral
Prinsip ini terutama untuk pejabat publik, agar mempunyai
sikap dan perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip
moral yang
mengamankan kepentingan publik, untuk menjamin kepentingan di bidang
lingkungan.
Sedangkan para penganut deep ecology menganut
delapan prinsip, diantaranya yaitu:
1)
Kesejahteraan dan keadaan baik dari kehidupan manusiawi
ataupun bukan di bumi
mempunyai nilai intrinsik
2)
Kekayaan dan keanekaragaman bentuk-bentuk hidupmenyumbangkan
kepada terwujudnya nilai-nilai ini
dan merupakan nilai-nilai sendiri.
3)
Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan
keanekaragaman ini, kecuali untuk memenuhi kebutuhan vitalnya.
4)
Keadaan baik dari kehidupan dan kebudayaan manusia dapat
dicocok-kan dengan dikuranginya secara
substansial jumlah penduduk.
5)
Campur
tangan manusia dengan dunia bukan manusia kini terlalu besar
6)
Kebijakan umum harus dirubah, yang menyangkut
struktur-struktur dasar di bidang ekonomis, teknologis, dan ideologis.
7)
Perubahan
ideologis terutama menghargai
kualitas kehidupan dan bukan berpegang pada standar hidup
yang semakin tinggi.
8)
Mereka yang ifltjiyetujui buur-butir sebelumnya
berkewajiban secara langsung dan tidak iangsung untuk berusaha mengadakan
perubahan-perubahan yang perlu.
Prinsip-prinsip
etika lingkungan perlu diupayakan dan diimplemen-tasikan dalam kehidupan manusia karena krisis, persoalan ekologi dan bencana
aiam yang terjadi pada dasamya diakibatkan oleh pemahaman yang salah.
Yaitu bahwa alam
adalah obyek yang
boleh diberlakukan dan dieksploitasi sekehendak kita.
Pola pembangunan yang berlangsung saat ini perlu diubah
dan diimplementasikan secara
jelas. Aspek pembangunan tidak semata-mata hanya pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu memberikan bobot yang setara pada aspek-aspek sosial, budaya dan
lingkungan. Kerusakan yang terjadi pada masa sekarang, tidak hanya dirasakan
oleh kita sekarang ini, namun juga akan dirasakan pula oleh generasi
yang akan datang. Pembangunan yang dilakukan
harus merupakan pembangunan membumi
yang selalu selaras dengan keseimbangan alam. Pembangunan membumi dapat
dikatakan identik dengan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian bahasan “ Etika dan Lingkunngan “ dapat disimpulkan bahwa :
1. Unsur etika lingkungan hidup yang
ditawarkan oleh velasques yaitu etika ekologi dan etika konservasi sumberdaya.
2. Masalah masalah yang ditimbulkan
oleh lingkungan adalah limbah beracun, efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon,
hujan asam, penebangan hutan, pencemaran udara.
3. Ada 3 teori lingkungan hidup yaitu
teori antroposentrisme, teori biosentrisme, teori ekosentrisme.
B. SARAN
Bertolak
dari pembahasan Etika dan Lingkungan penyusun memberikan saran sebagai berikut
:
1.
Dalam
berbisnis hendaknya memperhatika lingkungan sekitar.
2.
Pemanfaatan
sumberdaya sumber daya alam harus dimanfaatkan secara bijak dan penuh tanggung
jawab sehingga tidak merusak lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Ruky, Achmad S. 2000, Menjadi
Manajer Internasional, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar