BAB I
PENDAHULUN
A.
LATAR BELAKANG
Dua kekayaan
manusia yang paling utama ialah “Akal dan Budi” atau lazimnya disebut pikiran
dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut
telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih
daripada tuntutan hidup makhluk lain.
Disisi lain akal
dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak
pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada
manusia yakni sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha
menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi kebutuhan / hajat hidupnya. Baik
yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang
disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup. Jadi pada hakikatnya,
kebudayaan dan pandangan terhadap hidup ini tidak lain adalah segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi manusia.
Dalam pikiran
dan perasaan manusia, ada beberapa faktor penting yang harus menjadikan manusia
sebagai makhluk yang berakal, yakni :
1. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk
membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat
bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku
dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup
yang telah dirumuskan.
2. Cita-Cita
Pandangan hidup
terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan
sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya
manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu
3. Kebajikan
Kebajikan atau
kebaikan
pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat
dari tiga segi, yaitu :
·
Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam
bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati
itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih
yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
·
Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara
hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu
·
suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia
tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
·
Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara
Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan
yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita
dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum
Tuhan atau Hukum agama.
4. Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan
hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau
yang negatif.
Sikap itu ada didalam hati
kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita
bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu
tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang
membentuknya.
Sikap dapat juga berubah
karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia
selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa
sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif,
dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.
BAB II
PEMBAHASAN
PANDANGAN TENTANG MANUSIA
A. Pengertian Tentang Pandangan Manusia
Sesungguhnya
manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang
lainya, seperti Malaikat, Jin, Iblis, hewan, tumbuhan yang telah Allah SWT
ciptakan. Manusia dianugerahi akal, perasaan dan kehendak oleh Allah SWT
sehingga manusia dapat membedakan hal yang baik dan hal yang buruk.
Manusia
di alam dunia ini memegang peranan yang penting dan dapat dipandang dari
berbagai segi. Dalam ilmu eksak, manusia adalah kumpulan-kumpulan dari partikel
atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia. Dalam ilmu
sosial, manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan, tidak dapat
berdiri sendiri.
Ada dua pandangan yang
akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan unsur- unsur membangun manusia :
1.
Manusia terdiri 4 dari
unsur yang saling terkait yaitu:
a. Jasad : badan manusia yang nampak dari luar, dapat diraba.
b. Hayat : mengandung unsur hidup, ditandai dengan gerak.
c. Ruh : daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafas : kesadaran tentang diri sendiri.
a. Jasad : badan manusia yang nampak dari luar, dapat diraba.
b. Hayat : mengandung unsur hidup, ditandai dengan gerak.
c. Ruh : daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafas : kesadaran tentang diri sendiri.
2.
Manusia terdiri 3 dari
unsur yang saling terkait yaitu:
a. Id : struktur kepribadian yang tidak nampak, berhubungan dengan lingkungan luar diri tetapi terkait dengan struktur lain.
b. Ego : ego sadar akan tuntunan lingkungan luar dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.
c. Superego : berkembang secara internal di dalam diri individu
a. Id : struktur kepribadian yang tidak nampak, berhubungan dengan lingkungan luar diri tetapi terkait dengan struktur lain.
b. Ego : ego sadar akan tuntunan lingkungan luar dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.
c. Superego : berkembang secara internal di dalam diri individu
B. Hakikat Manusia Menurut Para Ahli
·
Shidartha Gautama, pendiri agama budha. Ia
berpendapat bahwa setiap manusia adalah pencipta atas kesehatan atau penyakit
yang dideritanya sendiri.
·
Stephen Covey, guru manajemen terkemuka. Ia
berpendapat bahwa kita bukan manusia yang berada dlam perjalanan spiriyual,
kita makhlik spiritual yang berada dalam perjalanan manusia.
·
Albert Einstein, pemenang nobel fisika. Ia
bependapat bahwa kita tidak dapat berputus asa akan kemanusiaan, karma kita
sendiri adalah manusia.
·
Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet. Ia
berpendapat bahwa kita bisa hidup tanpa agama dan meditasi, tapi kita takan
bertahan hidup tanpa kasih saying manusia.
Dari sekian nama yang memberi pendapat
tentang manusia, tredapat seorang ahli dari indonesia yang bernama Ki Ageng
Suryomentaram salah satu jenius local dari jawa yang terkenal dengan
ajaran-ajarannya tentang “ilmu kawaruh jiwa”. Ki Ageng Suryomentaram
tumbuh dalam ruang waktu kebudayaan jawa (pedalaman) yang menjunjung tinggi
asketisme hidup lewat laku mawas diri. Pemikirannya lahir dari laku spiritual
dengan disiplin tinggi sehingga tidak berlebihan ketika hasilnya dianggap sebagai
saripati realitas itu sendiri.
Penulusuran Ki Ageng untuk memperoleh model
manusia yang mampu bertumbuh bertumpu pada prinsip transformasi. Artinya, untuk
sampai pada kondosi kesehatan mental hakiki, seseorang harus mampu melakukan
transformasi diri, dari manusia dengan kualitas “juru catat” kemudian menjadi
“kramadangsa”, hingga mencapai model “manusia tanpa ciri”.
Setiap manusia pada awalnya bertindak sebagai
juru catat yang mencatat segala hal yang dialami. Catatan-catatan itu berfunsi
sebagai bank data yang akan muncul kembali ketika seseorang merespons situasi
tertentu. Catatan yang sering diingat akan tumbuh subur, sedangkan catatan yang
tidak sering diingat akan mati.
Ki Ageng mengidentifikasi ada sebelas catatan
yang mengisi ruang rasa manusia, diantaranya : harta benda, kehormatan,
kekuasaan, keluarga, golongan, kebangsaan, jenis, kepandaian, kebatinaan, ilmu
pengetahuan, dan rasa hidup.
Catatan-catatan itulah
yang kemudian menghantarkan manusia mengalami rasa keramadangsa, yaitu tahap
kesadaran yang menyatukan diri dengan catatan-catatan tersebut. Rasa
keramadangsa berkembang setelah manusia dewasa, ketika dia sudah mampu
memikirkan catatan-catatannya.
Seseorang yang mampu
meloloskan diri dari jebakan rasa keramadangsa akan tumbuh menjadi “manusia
tanpa cirri”. Ki Ageng menggambarkan manusia tanpa cirri sebagai sosok yang
mampu menetapkan setiap persoalan dalam tempatnya Menjadi manusia tanpa ciri
itu juga berarti mengembangkan catatan-catatan yang berdasrkan laku rasa, bukan
berdasarkan laku pikir semata.
C. Hakekat
Manusia Sebagai Mahluk Yang Perlu Dididik
Sesungguhnya manusia adalah animal educable , artinya pada hakekatnya manusia adalah mahluk yang
dapat dididik, dan homo educandus, yang bermakna bahwa manusia adalah mahluk yang
bukan hanya harus dapat dididik tetapi juga harus dapat mendidik. Jadi manusia
pada hakekatnya adalah mahluk yang dapat dididik dan dapat mendidik,
karena manusia memiliki akal dan pikiran,dan hal ini pula yang membedakan
manusia dengan hewan.
D. Manusia Dengan Sifat
Kemanusiaannya
Pada hakekatnya manusia tidak dapat
hidup sendiri, oleh karena itu manusia membutuhkan manusia lainnya untuk saling
berinteraksi, karenanya kehadiran manusia lain tidak hanya dibutuhkan untuk
mencapai tujuan hidupnya tetapi juga untuk menumbuh kembangkan kepribadian.
Untuk dapat mengembangkan dimensi sosial dibutuhkan pendidikan yang lebih
berorientasi pada aspek sosial karena bila hal ini diabaikan akan menimbulkan
Idividu-individu
yang cenderung egois, dan individualistis yang berujung pada sirnanya naluri
manusia untuk selalu hidup secara bersama-sama, dan berkelompok, serta
bermasyarakat.
A. HUBUNGAN
ANTARA MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan
pikiran, serta hati.secara psikologi karakter manusia terbentuk dari tiga
unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.ketiganya ini harus barjalan
dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan
karakter yang baik pada manusia tersebut.Maka, manusia semasa hidupnyadalam
setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut,sejak
dilahirkan, manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan dari orang tuanya,
dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupanya samapi dia dewasa. Hal
inilah yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang berbada – beda pada
setiap orang.
Pandangan hidup adalah sikap manusia yang paling
mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik itu
berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya manusia pasti
mempunyai pandangannya masing – masing. Saya sebagai makhluk Tuhan yang
beragama meyakini bahwa Tuhan itu ada,dan sangat berperan penting dalam
kehidupan.banyak hal – hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat di
dunia ini, karena memang hal tersebut tidak akan bisa kita pikirkan dengan
pikiran kita yang terbatas.hal inilah yang kita sebut sebagai iman.banyak orang
yang mempertanyakan tentang kepercayaan orang lain yang tidak bisa diterima
dengan akal sehatnya. Jawabannya adalah iman.karena iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat.sama halnya seperti rasa sakit, cinta, dan kasih, yang kita tidak dapat
mengetahui seperti apa wujudnya, dan tidak dapat kita pikirkan dengan akal
sehat tetapi kita mempercayai keberadaan hal tersebut.
Ø
Menurut asalnya
pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu :
1.
Pandangan hidup yang
berasal dari agama,
2.
Pandangan hidup yang
berupa ideologi, dan
3.
Pandangan hidup hasil
renungan.
Ø
Pandangan hidup terdiri
dari 4 unsur antara lain :
1.
Cita – Cita yang
diinginkan dapat diraih dengan usaha dan perjuangan,
2.
Berbuat baik dalam
segala hal dapat membuat seseorang merasa bahagia, damai, dan tentram,
3.
Usaha atau perjuangan
adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan,
4.
Keyakinan dan
kepercayaan adalah hal yang terpenting dalam hidup manusi
Dalam perjuangan menuju kehidupan yang lebih sempurna,
sebagai makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia memerlukan nilai-nilai
unsure yang akan dianutnya sebagai pandangan hidup-nilai luhur adalah tolak
ukur kebaikan yang berkenan dengan hal-hal yang bersifat mendasar atau abadi
dalam hidup manusia. Seperti tentang cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai
dalam hidup ini.
B. HUBUNGAN PANDANGAN HIDUP
MASYARAKAT
Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia dan
masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang
manusia ini
di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula
diartikan sebagai pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
hubungan inilah manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam
hubungan dengan Tuhannya dan dalam perlindunganNya selamanya termasuk dengan
lingkungan. Dengan dan dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan
lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.
C. PANDANGAN HIDUP
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan sila
ketiga terutama;./ konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai keinginan bersama
untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan factor-faktor yang
mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam hal ini apa yang
digariskan oleh pasal 2 ayat (1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk
Republik.
Factor pendorong kearah persatuan yang ditekankan oleh
WD ialah pendidikan, budaya yang diatur dalam pasal 31ayat (2) pemerintah
berusaha menyelenggarakan suatu sistem penghujatan nasional yang diatur dengan
undang-undang. Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar orang-orang
Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan menjalankan sila 3
yang wujudkan pasal-pasal tersebut. Orang Indonesia tidak terlepas dari
pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada Indonesia
kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan secara
intensi
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
v
KESIMPULAN
Dari penjelasan
diatas dapat di simpulkan bahwa pandangan hidup itu sangat penting. Baik untuk kehidupan sekarang maupun
kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka
pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal bukan
sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu
kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya.
Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita
memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama sampai diakhir nanti.
Manusia itu
adalah mahluk ciptaan tuhan yang sangat sempurna
Karna manusia memiliki segala
yang tidak di miliki oleh mahluk lainnya.
Dan pada hakekatnya manusia itu
tidak bisa hidup sendiri tanpa ada manusia dan mahluk hidup lainnya.
Manusia sebagai mahluk sosial
berperan penting dalam peranannya mengatur hubungan yang terjalin antar suatu
wilayah atau negara.
v
PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, kami mengharapkan
dukungan dan partisipasinya agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Atas
perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar